Konsumsi Beras dan Rokok Jadi Sejumlah Faktor Penyumbang Kemiskinan di Kalsel

BANJARBARU (eMKa)- Kalimantan Selatan (Kalsel) mencatat penurunan angka kemiskinan pada Maret 2024, dengan persentase mencapai 4,11% dari populasi, setara dengan sekitar 183,31 ribu orang. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan penurunan sebesar 0,18 poin dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

“Persentase penduduk miskin di Kalsel pada Maret 2024 tercatat sebesar 4,11 persen, turun 0,18 persen poin terhadap Maret 2023. Sementara jumlah penduduk miskin pada Maret 2024 mencapai 183,31 ribu orang, berkurang 5,6 ribu orang jika dibandingkan dengan Maret 2023,” kata Kepala BPS Provinsi Kalsel, Martin Wibisono, Banjarbaru, Senin (1/7/2024).

Sejalan dengan itu, garis Kemiskinan, yang menandai ambang pengeluaran minimum untuk memenuhi kebutuhan dasar, naik menjadi Rp632.739 per bulan per individu pada Maret 2024, meningkat sebesar 4,71% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Melansir laman Diskominfo Kalimantan Selatan, konsumsi rokok, terutama jenis kretek filter, tetap menjadi faktor penting yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di Kalsel. Data BPS menunjukkan bahwa rokok ini memberikan kontribusi signifikan terhadap Garis Kemiskinan, dengan persentase kontribusi mencapai 12,65% di perkotaan dan 13,56% di perdesaan pada Maret 2024.

Selain rokok, komoditas makanan seperti beras tetap menjadi kontributor utama terhadap Garis Kemiskinan, dengan persentase kontribusi mencapai 20,06% di perkotaan dan 24,85% di perdesaan.

Meskipun terjadi penurunan angka kemiskinan, pentingnya pengeluaran untuk rokok sebagai faktor yang berpengaruh dalam kemiskinan menunjukkan perlunya perhatian lebih dalam kebijakan untuk meminimalkan pengeluaran tidak produktif. Upaya untuk meningkatkan akses terhadap kebutuhan dasar seperti perumahan, listrik, dan pendidikan diharapkan dapat terus mendukung penurunan angka kemiskinan secara berkelanjutan di Kalsel.

Mungkin Anda Menyukai