PARINGIN (eMKa) – Dunia pertanian sering kali dianggap sebagai profesi tradisional yang kurang menarik bagi anak muda. Namun, anggota DPRD Balangan, Fathurrahman, menegaskan bahwa anggapan tersebut perlu diubah.
Menurutnya, pertanian modern bukan sekadar bercocok tanam secara konvensional, tetapi bisa menjadi peluang bisnis yang menjanjikan jika dikelola dengan inovasi dan teknologi.
“Bertani sekarang bukan hanya soal mencangkul di sawah. Dengan teknologi modern, pemasaran digital, hingga peluang ekspor, hasilnya bisa lebih besar dibandingkan pekerjaan kantoran,” ujar Fathurrahman, Minggu 16 Februari 2025.
Ia menyoroti tantangan besar yang dihadapi sektor pertanian, yaitu minimnya regenerasi petani. Jika tren ini terus berlanjut, ketahanan pangan daerah bisa terancam.
“Bayangkan jika tidak ada lagi anak muda yang mau bertani. Lalu, siapa yang akan memenuhi kebutuhan pangan kita? Ini saatnya generasi muda mengambil peran, memanfaatkan teknologi, dan mengembangkan pertanian secara profesional,” katanya.
Fathurrahman mengajak para milenial untuk tidak ragu terjun ke dunia pertanian. Ia menegaskan bahwa sektor ini memiliki potensi besar jika dikelola dengan pendekatan modern.
“Jangan gengsi! Bertani bukan lagi pekerjaan yang ketinggalan zaman. Justru, dengan inovasi dan strategi yang tepat, pertanian bisa menjadi bisnis menguntungkan sekaligus berkontribusi pada ketahanan pangan daerah,” tambahnya. (dri/jrx)
