BPBD Balangan Pelajari Program Destana ke DIY, Perkuat Mitigasi Bencana

PARINGIN (eMKa) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Balangan melakukan Kaji Terap Desa Tangguh Bencana (Destana) ke BPBD Kabupaten Sleman dan Desa Purwobinangun, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas tiga Destana yang telah terbentuk di Balangan.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Balangan, Jumaidil Hairi, melalui Penelaah Teknis Kebijakan, Rizky Rahmatillah, Senin (10/2/2025), menyebutkan bahwa tiga Destana tersebut adalah Desa Pimping (Kecamatan Lampihong), Desa Galumbang (Kecamatan Juai), dan Desa Baruh Panyambaran (Kecamatan Halong).

Menurut Rizky, Desa Purwobinangun di DIY dipilih sebagai referensi karena keunggulannya dalam kesiapsiagaan dan mitigasi bencana. “Mereka memiliki peta risiko bencana, sistem peringatan dini, jalur evakuasi, serta tempat pengungsian yang terorganisir dengan baik,” ujarnya.

Selain itu, Destana di Kabupaten Sleman juga menjadi rujukan karena keberhasilannya dalam membangun kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana.

“Mereka mampu mengenali potensi bencana, mengorganisasi sumber daya untuk mengurangi kerentanan, meningkatkan kapasitas mitigasi, serta memiliki sistem pemulihan pasca-bencana yang cepat dan efektif,” tambah Rizky.

Keunggulan inilah yang akan diterapkan di Kabupaten Balangan untuk memperkuat sistem Destana yang sudah ada. Rizky menekankan bahwa Destana merupakan desa yang mandiri dalam menghadapi ancaman bencana serta mampu melakukan pemulihan dengan cepat setelah terdampak.

Program Destana sendiri memiliki manfaat besar, di antaranya, melindungi masyarakat di daerah rawan bencana. Lalu meningkatkan keterlibatan masyarakat, terutama kelompok rentan, dalam mitigasi bencana. Serta mengembangkan kapasitas kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya dan kearifan lokal.

“Masyarakat yang tergabung dalam Destana akan terlibat aktif dalam menganalisis, menangani, dan mengurangi risiko bencana di wilayah mereka, dengan memanfaatkan sumber daya lokal,” jelasnya.

Setelah Destana terbentuk, tim relawan dan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Desa yang ada dalam organisasi Destana akan mampu mengantisipasi potensi bencana.

“Mereka juga dapat melakukan pertolongan pertama bagi warga terdampak sebelum BPBD turun tangan, namun tetap harus melaporkan ke kami agar bantuan bisa segera diberikan jika dampaknya meluas,” pungkasnya. (dri/jrx)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *